TANGERANG, (JT) – Saat ini sejumlah daerah di Indonesia kesulitan menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun tidak demikian bagi Pemerintah Kabupaten Tangerang. Tahun Angaran 2024 Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) mencapai 800 miliar lebih. Hal ini terjadi apakah akibat kelebihan pendapatan atau karena salah perencanaan.
Wakil Bupati Tangerang Intan Nurul Hikmah menyampiakan, ternyadinya Silpa itu biasa dalam setiap penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Apalagi jumlah Silpa tahun 2024 ini, tidak lebih besar dari Silpa tahun-tahun sebelumya. Wajar saja hal ini terjadi, karena pada tahun 2023 lalu, Silpa APBD Kabupaten Tangerang mencapai Rp 1 Triliun lebih.
“Silpa itu biasa, dan Silpa 2024 ini tidak terlalu besar seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Intan Nurul Hikmah kepada wartawan, usai menghadiri rapat parpurna DPRD Kabupaten Tangerang dalam rangka Pandangan Umum Fraksi atas Penyampaian Bupati terhadap LKPJ Tahun 2024, di gedung DPRD, Kamis (10/4/2025).
Menurut Intan, kedepan Pemkab Tangerang akan memaksimalkan lagi dalam penggunaan APBD, agar tidak terjadi Silpa. Anggaran harus berpihak kepada kebutuhan masyarakat untuk menjalankan program-program pemerintah yang tepat waktu dan tepat sasaran.
“Untuk mengurangi Silpa, kita harus merencanakan program-program yang tepat sasaran dan programnya tepat waktu agar tidak terjadi Silpa,” imbuh mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang ini.
Intan juga menjelaskan, bahwa Silpa yang nilainya hingga ratusan miliar rupiah ini paling besar berasal dari Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD). Selain itu juga dari dinas-dinas teknis yang melakukan efisiensi anggaran.
“Yang menyebabkan terjadinya Silpa biasanya akibat penyerapan. Biasanya Silpa ratusan miliar rupiah itu paling besar dari BLUD,” tandas Intan.
Menangggapi hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Muhamad Amud menyampaikan, Silpa dalam penggunaan APBD itu adalah sebuah keniscayaaan dan pasti ada. Hal ini terjadi karena Pemkab Tangerang punya BLUD dan punya dinas-dinas teknis yang melakukan efisiensi anggaran.
“Justru kenaikan Pendapatan Asli Daerah ini harus kita syukuri. Menurut saya wajar, karena APBD dan PAD Kabupaten Tangerang yang cukup besar, maka Silpanya juga cukup besar,” ujar Muhamad Amud kepada wartawan.
Salah satu penyumbang Silpa terbesar memang ada pada BLUD seperti RSUD dan Puskesmas. Karena BLUD ini mengelola anggarannya sendiri, yang tetap harus dilaporkan ke kas daerah. Tapi jika ada OPD yang masih menyisakan anggaran cukup besar, itu yang harus dievaluasi, apakah salah perencanaan atau memang terjadi efisiensi anggaran.
“Ya nanti kita evaluasi OPD mana saja yang menyebabkan Silpa cukup besar dan apa penyebabnya. Apakah salah perencanaan atau memang karena efisiensi anggaran. Soal berapa besaran Silpa di masing-masing OPD, nanti kami Cross check lagi,” tandas Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Tangerang ini.