Rakernas IMA 2025 Soroti Kolaborasi, Digitalisasi, dan Storytelling sebagai Strategi Unggulan

oleh -73 Dilihat
oleh

JAKARTA, (JT) — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran sentral dalam perekonomian Indonesia. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp9.580 triliun atau sekitar 60% pada tahun 2023, menyerap 117 juta tenaga kerja, dan menyumbang 15,7% dari total ekspor nasional.

Potensi besar ini menjadi sorotan utama dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IMA 2025 yang diselenggarakan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (14/6). Mengusung tema “Agile Marketing in Times of Global Disruption”, Rakernas menekankan pentingnya strategi pemasaran sebagai kunci utama bagi UMKM untuk naik kelas dan menembus pasar global.

Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian Koperasi dan UMKM, Bagus Rachman, dalam sambutannya, menegaskan perlunya perubahan paradigma dalam memajukan UMKM.

“Kita tidak bisa lagi menyebut mereka sekadar pelaku UMKM. Mereka adalah pengusaha, dan harus berpikir serta bertindak seperti pengusaha global,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan kebijakan pemisahan unit kerja koperasi dan UMKM oleh Presiden Prabowo sebagai langkah strategis agar pengembangan masing-masing sektor lebih fokus. Pemerintah bahkan mengalokasikan hampir Rp1.000 triliun untuk pemberdayaan UMKM secara komprehensif.

President Indonesia Marketing Association (IMA), Suparno Djasmin, menyatakan bahwa IMA siap menjadi mitra strategis dalam membantu UMKM naik kelas melalui koneksi lintas sektor, pelatihan, hingga eksposur media.

“UMKM tak cukup hanya diberi akses pembiayaan, tetapi harus dibekali strategi pemasaran yang unggul dan jaringan global yang kuat,” jelas Suparno.

IMA juga memperkuat komitmennya lewat program-program seperti IMA UMKM Awards, pelatihan pemasaran digital, hingga program penghijauan sebagai bentuk tanggung jawab sosial.

Sebagai bagian dari rangkaian Rakernas, IMA menggelar talkshow bertema “Pemasaran Menembus Ekspor” dengan menghadirkan tokoh-tokoh penting di dunia UMKM dan ekspor. Narasumber antara lain Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno, VP SME and Entrepreneurship IMA Erik Hidayat, serta pengusaha UMKM sukses Irena Surosoputro, pemilik Cokelatin Signature.

“Produk bagus saja tidak cukup. Harus ada kisah di baliknya. Inilah yang membedakan produk kita di pasar dunia,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa UMKM perlu fokus pada kualitas terlebih dahulu sebelum mengejar kuantitas produksi.

Sementara itu, Erik Hidayat menekankan pentingnya literasi digital dan keberanian UMKM untuk tampil di ruang digital melalui media sosial, marketplace, dan konten video.

“Digitalisasi bukan pilihan, tapi keharusan. Dan kami di IMA siap mendampingi UMKM untuk menjelajah dunia digital,” ujarnya.

Irena Surosoputro membagikan kisah sukses produknya yang berhasil menembus pasar Amerika Serikat setelah melalui proses pembenahan manajemen, kemasan, dan narasi merek.

“Kami membangun kepercayaan dulu di pasar lokal. Setelah itu, baru berani ekspor. Branding itu bukan hanya logo, tapi cerita yang kita bangun dan representasikan,” ungkapnya.

Rakernas IMA 2025 tidak hanya menjadi wadah konsolidasi internal antar-chapter, tetapi juga forum kolaboratif lintas sektor dalam menyelaraskan langkah memajukan UMKM Indonesia. Semangat “Marketing for a Better Indonesia” digaungkan sebagai komitmen untuk menjadikan pemasaran sebagai jembatan antara potensi lokal dan pasar global.

Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, dan masyarakat, UMKM Indonesia diyakini mampu melangkah lebih jauh tidak hanya menjadi penggerak ekonomi nasional, tetapi juga pemain global yang diperhitungkan.

oleh
Editor: Putra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *