Memaknai Kata “Rahmat” Dalam Perbedaan

oleh -306 Dilihat
oleh

Oleh : Darmanto

127 titik tesebar se-Indonesia dijadikan objek rukyatul hilal oleh pemerintah untuk menentukan 1 syawal tahun ini, yang dilaksanakan pada hari Selasa 9 April 2024. Dari hasil pemantauan tersebut menyatakan bahwa hilal di seluruh Indonesia pada posisi 0 derajat 45 menit sampai dengan 2 derajat 21.6 menit dengan sudut elongasi 1 derajat 28.2 menit sampai dengan 3 derajat 5,4 menit. Artinya sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Pada 2016, yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dengan demikian diputuskan oleh Meteri Agama bahwa 1 Syawal 1445 H, tahun ini jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024 M.

Berbeda dengan Muhammadiyah yang jauh-jauh hari sebelum pemerintah mengumumkan penentuan awal Ramadhan 1445 H/2024 M. Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadan 1445 H pada 11 Maret, Idulfitri 1 Syawal pada 10 April, dan Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni, serta Iduladha 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024 yang dilakukan melalui metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki.

Warga Muhammadiyah sudah memprediksi bahwa pelaksanaan Idul Fitrinya tidak akan ada perbedaan meski penentuan awal Ramadhannya berbeda, karena menurut perhitungan Hisab yang dilakukan Muhammadiyah bahwa tanggal 9 April 2024 tinggi bulan di Jogjakarta plus 6 derajat 8 menit 28 detik sedangkan yang dibutuhkan oleh pemerintah 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Apa korelasinya dengan “Perbedaan adalah Rahmat” yang sering diucapkan oleh banyak orang ketika terjadi perbedaan di dalam pelaksanaan ibadah khusunya agama Islam. Penulis akan mencoba memaknai ucapan di atas dengan penafsiran yang mungkin berbeda dengan kebanyakan orang agar perbedaan ini juga menjadi Rahmat.

Kata Rahmat menurut Kamus Besar Indonesia artinya Karunia Allah yaitu sesuatu yang diberikan atau diterima dengan penuh kebaikan, tanpa mengharapkan imbalan apapun. Pengertian karunia sendiri mencakup ide bahwa ini adalah anugerah atau hadiah yang diberikan tanpa adanya hak atau prestasi yang mendasarinya. Karunia dapat bersifat materiil maupun non-materiil, seperti keahlian, keberuntungan, atau pun kasih sayang.

Maka kebenaran secara ilmiah sebuah perkara yang bisa diterima dengan penuh kebaikan, penuh kesadaran dan keikhlasan dengan tidak mengedepankan ego dan kepentingan di luar keilmuan apalagi untuk kepentingan kelompok ini merupakan rahmat. Sebagai karunia Allah yang diberikan kepada seluruh masyarakat Indosesia.

Berbeda dengan Idul Fitri tahun sebelumnya ketika terjadi perbedaan penentuan tanggal 1 Syawal antara Muhammadiyah dengan pemerintah, walaupun para ulama, umaro dan pemimpin organisasi mengatakan perbedaan adalah rahmat pada kenyataannya tetap terjadi gesekan pemahaman dan ragam pendapat dari mulai masyarakat awam sampai kepada kaum cendekiawan. Saling serang menyerang, saling menyudutkan hingga terjadi pertengkaran pendapat dan ancaman di medsos yang berujung pada proses pengadilan bahkan ada yang menjadi korban pemecatan kerja gara-gara memperkuat pemahaman dan kehendak sendiri dan tidak bisa menghargai pendapat orang lain.

Fenomena ini belum bisa mengejawantahkan makna Perbedaan adalah Rahmat yang sebenarnya. Walaupun seandainya fenomena tersebut tidak terjadi dan tidak muncul di permukaan publik, penulis masih belum yakin itu menjadi rahmat, sebab ketika terjadi perbedaan yang dipertahankan dengan dalih Perbedaan adalah Rahmat di dalam hati masyarakat yang berberbeda pendapat itu masih tetap ada keresahan, kebimbangan yang tependam sehingga tidak nampak kedamaian dan ketentraman yang hakiki secara keseluruhan dalam masyarakat yang berbeda pendapat.

Dengan hasil pemikiran dan renungan penulis mencoba menyimpulkan makna dari kata Perbedaan adalah Rahmat yang dimaksud adalah bersatunya dua perbedaan cara pandang seseorang atau kelompok dalam satu perkara, menjadi satu kesepakatan yang didasari Hujjah/Dalil atau keilmuan yang benar. Sehingga hasil tersebut bisa menghadirkan kedamaian dan ketentraman bersama dari yang awalnya berselisih.

Penulis adalah Praktisi Pendidikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *