Rano Alfath Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Ponpes Al-Badar Tangerang

oleh -15 Dilihat
oleh

TANGERANG, (JT) — Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Moh. Rano Alfath kembali menunjukkan komitmennya dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda, khususnya kalangan santri. Pada Sabtu (28/6/2025), Rano menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Pondok Pesantren Al-Badar, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Minggu (29/6/2025).

Kegiatan ini mengusung tema “Santri Sebagai Penjaga Nilai-Nilai Kebangsaan dan Keislaman” diikuti lebih dari 200 santri. Ponpes Al-Badar merupakan salah satu pesantren binaan langsung Rano yang dikenal aktif dalam membina moral dan intelektual para santri.

Dalam sambutannya, Rano menegaskan bahwa penguatan pemahaman terhadap Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) – merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah. Terlebih, para santri memiliki peran strategis sebagai calon pemimpin masa depan.

“Santri itu bukan cuma belajar kitab, tapi juga belajar mencintai tanah air. Karena cinta tanah air bagian dari iman. Maka, pemahaman terhadap Pancasila dan UUD 1945 harus menjadi bagian dari jiwa santri,” ujar politikus muda PKB yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu.

Rano juga menekankan pentingnya integrasi antara nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin dengan semangat kebangsaan. Menurutnya, pesantren merupakan benteng terakhir dalam menjaga identitas nasional dan memperkuat toleransi keagamaan.

Sesi dialog interaktif turut mewarnai kegiatan tersebut. Para santri antusias mengajukan pertanyaan seputar peran santri dalam politik kebangsaan, hingga tantangan era digital seperti radikalisme dan disinformasi. Salah satu santri, Fadlan, menanyakan cara menjaga prinsip keislaman di tengah keterlibatan sosial dan kebangsaan.

Rano menjawab dengan menyoroti sejarah kontribusi besar santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia mencontohkan sosok KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai figur santri yang menjadi tokoh bangsa.

“Tidak ada kontradiksi antara menjadi santri dan menjadi patriot. Justru santri adalah benteng terakhir moralitas bangsa,” tegasnya.

Acara juga diselingi dengan penampilan seni budaya dari santri, menampilkan semangat cinta tanah air dan pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman.

Di akhir acara, Rano memberikan pesan agar para santri tidak hanya unggul dalam keilmuan, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.

“Kalian ini calon pemimpin masa depan. Dari pesantren akan lahir kader bangsa yang menjaga Indonesia dengan akhlak, ilmu, dan semangat kebangsaan,” pungkasnya.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan MPR RI dan PKB dalam membumikan semangat nasionalisme yang inklusif serta memperkuat posisi santri sebagai garda terdepan penjaga keutuhan NKRI.

oleh
Editor: Putra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *