Menyulam Kolaborasi untuk Kesejahteraan

oleh -61 Dilihat
oleh

Refleksi 393 Tahun Kabupaten Tangerang

Oleh : Memed chumaedy (dosen fisip UMT)

393 tahun. Bagi sebagian orang, angka ini mungkin terdengar seperti sekadar hitungan waktu. Namun bagi Kabupaten Tangerang, usia ini menandai perjalanan panjang, penuh dinamika, tantangan, dan tentunya, peluang. Dari sebuah wilayah agraris yang tenang hingga menjadi salah satu daerah penyangga metropolitan terbesar di Indonesia, Tangerang telah menyulam berbagai cerita kehidupan masyarakatnya, hingga kini, menjadi cermin bagi proses pembangunan yang terus berjalan.

Seiring bertambahnya usia, Tangerang menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Dunia sedang bergeser dengan cepat; ekonomi global yang tidak menentu, fluktuasi harga komoditas, dan persaingan investasi antarnegara menuntut setiap daerah untuk lebih adaptif. bagi Kabupaten Tangerang, perjalanan panjang ini bukan sekadar peringatan sejarah, tetapi juga cermin perjalanan masyarakat dan pemerintah dalam membangun kesejahteraan bersama. Di tengah tantangan ekonomi global dan tuntutan efisiensi negara, momen ini mengingatkan kita akan pentingnya kolaborasi, rasa syukur, semangat berkarya, dan berdaya untuk terus maju.
Bersyukur atas Perjalanan Panjang.

Mari kita tarik napas sejenak dan bersyukur. Bersyukur bukan hanya karena Tangerang bertambah umur, tapi juga karena kita masih punya banyak cerita manis di balik tantangan. Dari zaman penjajahan hingga modernisasi, Tangerang terus bergerak. Krisis ekonomi global, harga-harga yang naik, hingga anggaran yang harus dikelola secara efisien, semua itu bikin kepala pusing.
Tapi lihat, masyarakatnya tetap kreatif, pedagang tetap buka warung, pelaku UMKM tetap inovatif—ini semua alasan untuk bersyukur. Lebih dari itu, setiap kesulitan menyisakan harapan: peluang baru muncul, ide-ide segar lahir, dan semangat untuk terus maju tidak pernah padam. Bersyukur memberi kita perspektif, dan perspektif itu menumbuhkan harapan di tengah tantangan.
Berkarya di Tengah Tantangan Ekonomi.

Tantangan ekonomi global bukanlah cerita yang jauh dari kita. Fluktuasi harga komoditas, inflasi, hingga ketidakpastian investasi dunia turut memengaruhi kehidupan warga Tangerang. Namun, di sinilah semangat berkarya menjadi penting. Berkarya berarti memanfaatkan potensi lokal: UMKM, industri kreatif, pertanian urban, hingga inovasi teknologi. Pemerintah daerah pun diharapkan efisien—menyusun program pembangunan yang tepat sasaran, memaksimalkan anggaran, dan mendorong kolaborasi lintas sektor.

Berkarya di era modern bukan hanya soal produksi ekonomi, tetapi juga inovasi sosial. Contohnya, komunitas lokal yang mengembangkan ekonomi kreatif sambil menjaga budaya dan lingkungan. Ini adalah bukti bahwa warga Tangerang mampu beradaptasi, tetap produktif, dan menciptakan kesejahteraan meski tekanan ekonomi global terasa nyata.
Berdaya melalui Kolaborasi.

Kolaborasi menjadi benang merah dalam perjalanan Tangerang. Efisiensi negara bukan berarti pemerintah bekerja sendiri; justru, kolaborasi dengan masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan komunitas kreatif menjadi kunci. Misalnya, program pemberdayaan UMKM yang melibatkan perbankan, pemerintah, dan pelaku usaha lokal. Atau pengembangan infrastruktur yang mempertimbangkan aspirasi warga sekaligus mengundang investor untuk berkontribusi.

Berdaya berarti mampu memanfaatkan sumber daya secara maksimal. Tangerang yang berdaya adalah Tangerang yang tidak hanya menunggu program pemerintah, tetapi juga inisiatif warga, organisasi kemasyarakatan, dan sektor swasta yang turut menumbuhkan ekonomi lokal. Dengan kolaborasi, tantangan efisiensi dan keterbatasan anggaran bisa diatasi, dan kesejahteraan masyarakat dapat diraih bersama.
Refleksi untuk Masa Depan.

393 tahun adalah waktu yang cukup panjang untuk merenung. Tangerang bukan hanya soal angka statistik atau pertumbuhan ekonomi, tetapi juga soal kualitas hidup masyarakatnya. Bersyukur, berkarya, dan berdaya menjadi tiga pilar yang saling terkait. Bersyukur memberi kita perspektif, berkarya menggerakkan kita, dan berdaya memungkinkan kita membangun kesejahteraan yang inklusif.
Ke depan, Tangerang harus terus menanam benih kolaborasi. Dunia berubah cepat, ekonomi global terus menuntut efisiensi, dan masyarakat mengharapkan layanan publik yang lebih baik. Tangerang yang terus berkolaborasi, memberdayakan warganya, dan mendorong inovasi lokal akan mampu mengubah tantangan menjadi peluang. Kesejahteraan bukan sekadar target, tetapi proses berkelanjutan yang memerlukan sinergi semua pihak.

Momen 393 tahun ini bukan hanya refleksi, tetapi ajakan untuk bergerak. Mari bersyukur atas sejarah yang telah dilalui, berkarya untuk hari ini, dan berdaya untuk masa depan. Dengan kolaborasi, Tangerang dapat terus menyulam kesejahteraan yang nyata bagi seluruh warganya, menapaki jalan menuju kemajuan yang inklusif dan berkelanjutan.

Selamat ulang tahun kabupaten tangerang yang ke 393.

Penulis adalah Pengamat Kebiakan Publik dan Dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *