TANGERANG, (JT) – Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch. Maesyal Rasyid secara resmi telah menyatakan pensiun dini dan bakal segera ikut serta dalam kontestasi Pilkada 2024. Dengan demikian kursi komandan para ASN itu kosong.
Sejumlah nama pengganti Moch. Maesyal Rasyid pun bermunculan, diantaranya Slamet Budi Mulyanto, Agus Suryana, Iwan Firmansyah, Achmad Taufik, Soma Atmaja, dan Dadan Suganda.
Menyikapi hal ini, Ketua Posraya Indonesia (Relawan Jokowi) Provinsi Banten sekaligus Tokoh Pemuda Tangerang, Sahrudin mengatakan, tugas utama seorang Sekretaris Daerah (Sekda) adalah sebagai koordinator unsur pimpinan daerah.
“Ada dua jabatan yang dikenal, yakni jabatan karir dan jabatan politik. Sekda tentu saja merupakan jabatan karir tertinggi dan Bupati itu jabatan politik,” kata Sahrudin kepada wartawan di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Kamis (11/7/2024).
Terkait tugas penting seorang Sekda, Sahrudin menuturkan, tugas fungsi utama Sekda adalah sebagai koordinator unsur pimpinan daerah. Tentunya sebagai unsur pimpinan daerah, calon Sekda harus mempunyai kualifikasi. Artinya, menguasai teknis pemerintahan, administratif, dan juga beragam urusan pemerintahan.
Oleh karena itu, untuk menterjemahkan tugasnya tersebut, pria yang akrab disapa Black ini menilai seorang Sekda perlu memiliki kepemimpinan yang kuat di eksekutif.
“Nah kepemimpinan yang kuat pada eksekutif itu ditunjukkan, dimana unsur-unsur pimpinan daerah mengakui terhadap Sekda ini atas penguasaan teknis urusan pemerintahan itu. Karena dia memang menguasai, sehingga tentu saja kalau selaku koordinator akan lebih mudah,” ujarnya.
“Sosok Sekda juga saya nilai penting mampu memberi jalan keluar atas berbagai urusan pemerintahan. Yang boleh jadi kadang muncul hal yang sangat pelik yang harus dihadapi. Nah Sekda harus punya kemampuan juga memberi jalan keluar untuk itu,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Black, tentu terpahamkan juga seorang Sekda akan membantu Bupati, yang mana Bupati memang adalah sebuah jabatan politik.
Oleh karenanya, menurut Black, dengan sendirinya tentu saja seorang Sekda ini memerlukan kemampuan politik yang cukup.
“Ya tentu saja juga diterjemahkan dalam konteks hal yang memang untuk penyusunan kebijakan. Nah ini kan kita harus bisa punya kemampuan menterjemahkan visi misi program dari Bupati itu. Sehingga memang menjadi peran membantu Bupati ini akan terlihatkan,” ucapnya.
Tak hanya itu, mengapa menjadi penting juga untuk seorang Sekda yang merupakan jabatan tertinggi di eksekutif memiliki kemampuan politik yang cukup, sebab seorang Sekda akan berhubungan banyak dengan mitranya yaitu DPRD.
“DPRD ini kan lembaga politik tentu saja seorang Sekda ini harus juga punya konteks yang saya pikir tidak selalu harus mengiyakan DPRD itu. Tapi punya argumentasi yang kuat juga mengapa harus dilakukan tawar-menawar dan seterusnya,” tuturnya.
Nah ini artinya tidak hanya kemampuan administratif penguasaan teknis pemerintahan. Tapi seorang Sekda yang mengepalai dalam konteks penyusunan peraturan daerah, harus piawai juga berhadapan dengan lembaga politik. Untuk itu jadi ada kemampuan politik yang harus dimiliki juga seorang Sekda.
Black juga menyebutkan hal lain yang dinilai penting adalah Sekda terpilih nanti akan berhadapan dengan Pilkada dalam waktu dekat.
Sebagai seorang Sekda yang notabene adalah jabatan karir, tentu diharapkan seorang Sekda nantinya mampu adanya netralitas birokrasi, sesuai dengan perundang-undangan.
“Tidak lalu muncul kekhawatiran jangan-jangan birokrasi dijadikan mesin politik, tentu itu hal yang buruk. Jadi, Sekda harus bertanggungjawab juga terhadap dalam hal-hal konteks birokrasi yang berhadapan dengan Pilkada itu,” sebutnya.
“Tapi saya yakin kalau Sekdanya memang teruji dalam konteks teknis pemerintahan tentu akan mampu mengendalikan hal yang spesifik di tahun ini yang akan berhadapan dengan Pilkada itu,” tandasnya.