TANGERANG, (JT) – Calon Bupati Tangerang, H. Chris Indra Wijaya menyatakan, bonus demografi perlu disikapi serius supaya mendatangkan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, bonus usia produktif tidak otomatis baik namun sebaliknya dapat menjadi momok bagi pertumbuhan ekonomi dan terjebak menjadi daerah kelas menengah.
“Kontribusi jumlah usia produktif terhadap ekonomi tentu linear. Semakin besar usia produktif penduduk suatu daerah, ekonomi bisa tumbuh tinggi. Sekarang memang belum terlihat karena lapangan kerja di daerah masih terbatas,” tutur Anggota DPRD Kabupaten Tangerang dari Fraksi NasDem ini dalam Diskusi Publik Bonus Demografi bertajuk ‘Membaca Peran Pemuda Dalam Pembangunan Daerah’ di RM JogloJambe, Jambe, Kabupaten Tangerang, Minggu (28/4/2024).
Lebih jauh Chris mengungkapkan, menurut data yang diterimanya bahwa ribuan orang menjadi pengangguran baru. Hal itu akibat penyerapan sektor industri dan pertanian kurang positif. Problem lainnya berasal dari kualitas pendidikan yang masih tertinggal dari daerah lain.
“Untuk mempersiapkan bonus demografi terlebih di era digital maka perlu peningkatan kapasitas pendidikan. Jadi miliaran rupiah dana pendidikan di APBD itu bukan lagi bicara soal pembangunan gedung sekolah baru tapi perbaikan kualitas guru dan kurikulum,” terangnya.
Dikatakan Chris, kurikulum sekolah terutama vokasi perlu mencantumkan pelajaran tentang ekonomi digital, IT development dan lainnya. Hal ini untuk mendorong lulusan sekolah kejuruan dan perguruan tinggi terserap di pasar kerja.
“Pasalnya ke depan dunia kerja lebih butuh tenaga di sektor IT dibanding tenaga kerja di pabrik atau mekanik karena mulai tergantikan oleh robot,” ujarnya.
Di sisi yang lain Pemerintah Daerah harus mendorong perusahaan lokal yang berinovasi dan padat karya dengan aneka insentif baik fiskal maupun nonfiskal.
“Dampaknya kalau tidak ada persiapan maka lonjakan pengangguran meningkat drastis, Tangerang akan terjebak dalam daerah kelas menengah,” tandasnya.
Chris juga menegaskan bahwa kunci keberhasilan memanfaatkan bonus angkatan kerja usia produktif lainnya adalah pembukaan lapangan kerja hingga ke pelosok desa. Program cash for work yang memanfaatkan dana desa untuk menyerap 200 orang per desa harus dipercepat.
“Dana desa juga sebaiknya digunakan lebih banyak untuk membangun BUMDes jadi penyerapan tenaga kerjanya bisa lebih berkelanjutan. Kalau sekedar bangun infrastruktur, setelah proyek selesai bisa jadi pengangguran lagi,” pungkasya.