Wabah TBC Sosial: Tahayul, Bid’ah, dan Khurafat Kembali Menjalar di Tengah Masyarakat

oleh -45 Dilihat
oleh

BANTEN, (JT) — Di tengah kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, sebuah penyakit lama kembali menunjukkan gejalanya di tengah masyarakat. Bukan tuberkulosis, tetapi sebuah penyakit sosial dan spiritual yang dikenal sebagai TBC: Tahayul, Bid’ah, dan Khurafat.

Fenomena ini kembali mencuat ketika sejumlah praktik menyimpang mulai mendapat tempat di tengah masyarakat. Mulai dari pencarian kekayaan melalui ritual mistik, pemujaan benda-benda yang dianggap sakral tanpa dasar syariat, hingga penyebaran amalan-amalan yang tidak memiliki landasan dari Al-Qur’an dan sunnah.

Sejumlah tokoh agama dan pengamat sosial menyatakan keprihatinan atas merebaknya kembali pemikiran irasional yang seolah menafikan akal sehat dan tuntunan agama.

“Ini bukan hanya kemunduran iman, tapi juga kemunduran akal. Ketika orang lebih percaya pada benda bertuah dan ucapan dukun, daripada dalil yang shahih, berarti ada yang salah dalam proses berpikirnya,” ujar salah satu tokih pemerhati keislaman dan penyimpangan akidah.

TBC versi ini dinilai merusak tatanan sosial dan spiritual umat. Masyarakat yang semestinya bertumpu pada tauhid yang murni, malah terseret dalam praktik-praktik takhayul yang justru membuka pintu syirik secara halus.

Tak jarang, praktik bid’ah yang dibungkus dengan tradisi budaya lokal turut menyuburkan kepercayaan yang tidak berdasar. Beberapa di antaranya bahkan telah dimodifikasi dan dikomersialkan melalui media sosial, menjadikan khurafat sebagai tontonan dan ladang cuan.

“Ini krisis logika dan keimanan sekaligus. Kita perlu menghidupkan kembali dakwah yang mencerahkan, bukan yang membiarkan umat larut dalam kebodohan berjubah kearifan,” tambahnya.

Solusi: Tauhid, Ilmu, dan Pembimbing Amanah

Untuk memutus rantai penyebaran penyakit sosial ini, para ulama dan pendidik menekankan pentingnya penguatan akidah, pendidikan keagamaan berbasis dalil, serta keteladanan dari para guru yang berpegang pada Al-Qur’an dan sunnah.

“Bukan hanya TBC secara medis yang perlu dicegah, tapi juga TBC sosial: tahayul, bid’ah, dan khurafat. Bila tidak, generasi kita akan terputus dari cahaya ilmu dan terseret arus kezaliman spiritual,” tutupnya.

Pemerintah dan lembaga pendidikan diharapkan turut ambil bagian dalam penyadaran ini, agar masyarakat tidak lagi mudah terjerumus dalam keyakinan tanpa dasar yang justru menjauhkan dari kemurnian agama.

oleh
Editor: Putra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *