TANGERANG, (JT) – Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) dinilai memiliki potensi besar sebagai pilar penggerak ekonomi kerakyatan. Namun demikian, koperasi di tingkat desa dan kelurahan kerap menghadapi tantangan keterbatasan skala usaha dan efisiensi biaya.
Salah satu strategi efektif untuk menjawab tantangan tersebut adalah pembelian produk secara berjamaah atau kolektif antarkoperasi Merah Putih. Strategi ini menekankan kolaborasi dibandingkan persaingan, dengan cara menyatukan pesanan produk yang akan dijual kembali oleh beberapa KDKMP, baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten.
Dengan penggabungan pesanan tersebut, volume pembelian menjadi jauh lebih besar. Kondisi ini memberikan daya tawar yang signifikan bagi KDKMP terhadap produsen atau pabrikan, sehingga koperasi dapat menuntut harga yang lebih murah.
Harga pokok pembelian yang lebih murah memungkinkan KDKMP menjual produk kepada anggota dengan harga yang lebih kompetitif. Selain itu, pembelian kolektif juga mampu mengoptimalkan biaya logistik, karena pengiriman dalam jumlah besar dinilai lebih efisien dibandingkan pengiriman kecil secara terpisah.
“Strategi pembelian berjamaah pada akhirnya menciptakan ekonomi skala yang meniru korporasi besar, namun manfaatnya kembali langsung kepada masyarakat,” ujar Suhendra, narasumber dalam diskusi KDKMP se-Kecamatan Cisoka, Sabtu (13/12/2025).
